STUDI ANALISA KELAYAKAN USAHA
Proses
perencanaan dan perhitungan terhadap faktor-faktor yang akan membatasi
perolehan keuntungan, perkiraan laba rugi usaha dan perkiraan arus kas beserta
analisanya secara tertulis disebut sebagai menghitung
kelayakan usaha. Selanjutnyam data yang diperoleh, proses perencanaan usaha
dan perhitungan yang dilakukan dan disusun menurut aturan tertentu disebut
sebagai kegiatan menyusun kelayakan
usaha.
Kajian yang Diperlukan
Kelayakan
usaha dibuat sebagai alat untuk memutuskan apakah suatu rencana dan investasi
usaha dapat dilanjutkan atau harus dihentikan. Kelayakan yang baik memerlukan
beberapa kajian tentang aspek usaha seperti aspek pemasaran, aspek teknis,
aspek keuangan, dan lain-lain.
A.
Aspek Pasar
Setiap
usaha adalah menjual jasa dan atau barang yang dihasilkan untuk digunakan atau
dibeli oleh masyarakat (pasar) tergantung dari kebutuhan masyarakat dan
persediaan barang yang dibutuhkan. Sebelum menentukan usaha, perlu
mengidentifikasi apa kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, diantaranya
adalah
Ø
Produk
Seperti,
kemungkinan bidang usaha atau peluang usaha yang tersedia di lingkungan
sekitar.
Ø
Permintaan
dan Penawaran
Manfaatnya
dalah mengetahui apakah usaha yang dijalankan tersebut mempunyai nilai atau
manfaat ekonomis, mengetahui persediaan barang yang akan dijual.
Ø
Persaingan
Mengetahui
competitor dari barang yang sejenis di daerah tempat berjualan dan mengetahui
strategi yang harus digunakan untuk menghadapi competitor yang ada.
Ø
Rencana
Pemasaran
Rencana
pemasaran meliputi :
ü
Lokasi
usaha
ü
Produk
yang akan dijual
ü
Harga
jual barang
ü
Rencana
promosi.
B.
Aspek Teknis
Ø
Lokasi
Setelah
menghitung potensi pasar yang ada, maka kita harus mennetukan lokasi dimana
usaha tersebut ajab dibuka. Untuk itu
1.
Lokasi
Dalam
menentukan lokasi dimana usaha tersebut akan dibuka. Untuk itu dilakukan
analisa terhadap lokasi berdasarkan faktor-faktor yang mendukung usaha, seperti
jalur jalan, kemudahan pasokan barang, kemudahan akses pasar, dan sebagainya.
2.
Tanah dan Bangunan
Lokasi
yang teah ditetapkan masih harus diputuskan apakah tanahnya akan dibeli atau
disewa.
3.
Mesin dan peralatan
Kebutuhan
akan mesin dan peralatan berbeda-beda menurut jenis usahanya. Di bidang usaha
produksi, mesin dan peralatan merupakan keharusan, sedangkan untuk bidang
perdagangan hanya diperlukan mesin pendukung.
4.
Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Untuk
usaha perdagangan, barang dagangan menjadi bahan bakunya. Sehingga perlu
pendekatan terhadap pemasok bahan baku, ketersediaan pasokan, sarana
transportasi, sistem pembelian dan sebagainya.
5.
Proses produksi
Proses
roduksi untuk usaha industri berbeda dengan usaha perdagangan. Di bidang
industri, proses produksi berhubungan dengan proses pengolahan bahan baku
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sementara, di bidang perdagangan
tidak ada proses pengolahan. Di bidang proses produksi ini, kita harus mengerti
bagaimana proses produksi berlangsung, dan proses itu digambarkan dengan jelas,
dipahami dan dilaksanakan oleh pegawai maupun pihak lain yang terkait.
C. Rencana Pengelolaan Usaha
ü
Perkiraan
Kebutuhan Modal Investasi
Dapat
mengestimasikan kebutuhan operasional usaha dan perlengkapan yang dibutuhkan
dan biaya investasi serta umur ekonomis dario usaha tersebut.
ü
Perkiraan
Biaya Operasi dan Modal Kerja
Biaya
operasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengelolaan toko setiap
bulannya. Keperluan dana tersebut akan digunakan untuk membeli mesin dari
usaha, gaji pegawai, sewa tempat, cadangan uang tunai, dan sebagainya.
Sedangkan, modal kerja adalah sejumlah dana tunai atau barang dagangan awal
yang harus ada sebelum usaha tersebut mulai beroperasi. Dana cadangan
dipersiapkan untuk pembiayaan kepeluan yang mendadak diluar yang telah
direncanakan. Sehingga, dengan adanya perkiraan biaya operasi dan modal kerja
dapat mengerti apakah dengan membuka usaha tersebut perlu mencari dana dari
luar atau cukup menggunakan modal sendiri.
ü
Perhitungan
Laba dan Rugi
Setelah
mendapatkan jumlah dana yang diperlukan untuk investasi dan modal kerja, maka
langkah selanjutnya adalah menghitung usaha yang akan dilakukannya dapat
memberikan keuntungan dan kerugian. Setelah menghitung laba dan rugi, maka
selanjutnya adalah menghitung arus kas. Proyeksi arus kas ini bagian yang tidak
terpisahkan dari proyeksi laba dan rugi, sebab kadang-kadang usaha merugi
tetapi secara arus kas positif. Bila arus kas negatif, maka harus diupayakan
adanya tambahan dana baru abik berupa pinjaman atau modal sendiri, sebab pada
dasarnya kas tidak boleh negatif.
D.
Analisa Kelayakan Usaha
Secara
umum, kelayakan usaha dapat dilihat dari potensi pasarnya. Analisa kelayakan
usaha yang terpenting adalah aspek keuangan. Ukuran yang dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menyatakjan apakah suatu rencana
usaha atau kegiatan investasi layak
untuk dijalankan. Usaha dengan umur ekonomis kurang dari 5 tahun dapat
menggunakan undiscount criteria yaitu suatu perhitungan keuangan yan tidak
memprmasalhkan nilai sekarang dari suatu pebdapatan dimasa mendatang. Ukuran
kelayakann yang dipergunakan untuk kriteria tersebut adalah :
Ø
Marginal Efficiency of Capital (MEC)
MEC
adalah perbandinganj perkiraan laba rata-rata terhadap modal awal suatu usaha.
Bila MEC yang dihitung lebih besar dari 1, maka investasi dianggap layak untuk
dilanjutkan.
Ø
Payback Period
Payback
period merupakan salah suatu penilaian investasi berdasarkan periode pelunasan
biaya investasi oleh kas netto dikurangi
dengan selisih pendapatan terhadap pengeluaran dikurangi biaya investasi dan
modal kerjka dari suatu usaha (periode tercapainya besarnya kas netto sama
dengan modal awal usaha).
Referensi
:
Moh.Hamdani,
Balai Inkubator Teknologi BPPT
http
://www.google.co.id/url/sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&ved